Sejarah

Sejarah adalah merupakan  serentetan pristiwa pada jaman lampau, jaman sekarang dan masa yang  akan datang, yang benar-benar terjadi  dan dapat dibuktikan  kebenarannya baik berupa benda benda, Prasasti, Babad, dan bukti lainnya yang mendukung

Demikian juga dengan  keberadaan  berdirinya  Desa Melaya, diceritakan  sekitar pada tahun 1900 Wilayah Desa Melaya masih merupakan kawasan hutan belantara yang banyak dihuni binatang buas

Gambar Ilustrasi : Hutan Belantara

Sebelum para perabas hutan membuka wilayah ini dengan tujuan untuk tampat bertani dan dijadikan pemukiman, telah ada desa yang bernama Desa Banyu Biru dan Desa Tukadaya yang terletak di sebelah timur Desa Melaya.

Pada Tahun 1928, penduduk yang pertama kali merambah hutan Melaya adalah Masyarakat Desa Banyu Biru dan Desa Tegal Badeng, Masyarakat Banyu Biru  kebanyakan orang Suku Using ( Kampung Islam ) kala itu, sedangkan masyarakat Tegal Badeng sebagian Using sebagian lagi orang beragama Hindu ( Bali ) dan orang orang yang dimaksud adalah :            

  1. Pak Usnah
  2. Pak Patanah
  3. Pak Jayamika
  4. Pan Murkak
  5. Pan Patra
  6. Pan Kerug

Dan banyak lagi yang tidak bisa disebutkan, semua yang disebut diatas adalah orang- orang yang pertama membuka hutan Melaya, namun mereka mengalami kegagalan dan telah meninggal dunia disebabkan oleh serangan binatang buas dan mahluk gaib.

Dari informasi yang didapatkan dari salah satu  mereka yang selamat kala itu, bahwa sebenarnya mereka berjumlah sebanyak 15 ( Lima belas ) orang, yang selamat hanya 10 (sepuluh ) orang sedangkan sisanya dinyatakan hilang

Sekalipun demikian rombongan tersebut tidak putus asa, kemudian dari sepuluh yang selamat tersebut bertekad untuk bisa selamat dari gangguan mahluk gaib dan binatang buas, dengan bersatu dengan musyawarah mereka sepakat mencari orang pintar, maka diketemukanlah orang dari Pangkung Buluh yang bernama Imam Suyono dan Mangun Kerso yang dianggap mampu mengusir roh Gaib dan binatang buas dengan kekuatan Gaibnya dan ternyata berhasil, dan mulai sejak itu banyak yang datang kembali untuk merabas hutan               

Dan dari informasi pula banyak perantauan yang datang dari pulau Jawa antara lain :               

  1. Pak Imam Suyono              Asal Yogyakarta
  2. Pak Mangun Kerso              Asal Ponorogo
  3. Pak Paiman                          Asal Ponorogo
  4. Pak Jayus                             Asal Blitar
  5. Pak Sukarya                         Asal Jombang
  6. Pak Mudiran                        Asal Ponorogo
  7. Pak Surokasiran                  Asal Ponorogo
  8. Pak Sukarto                          Asal Ponorogo
  9. Pak Loso                              Asal Ponorogo
  10. Pak Joyo Bairan                 Asal Ponorogo
  11. Pak Joyo Sentono               Asal Ponorogo
  12. Pak Misiran                         Asal Ponorogo
  13. Pak Salwi                            Asal Ponorogo
  14. Pak Rejo                             Asal Ponorogo
  15. Pak Misman                       Asal Ponorogo
  16. Pak Munarif                       Asal Ponorogo
  17. Pak Dul Julaki                   Asal Ponorogo
  18. Pak Jaelani                        Asal Ponorogo
  19. Pak Joyo Buiran               Asal Ponorogo

Dan banyak lagi yang lainnya baik yang berasal dari Jawa maupun dari orang Bali  yang tidak dapat diingat

Untuk menaklukan mahluk gaib maupun binatang buas, sesuai dengan agama dan kepercayaan maka tempat dimana mereka akan merabas hutan telah mereka tumbali (Caru), kemudian khusus mengenai penumbalan mereka memotong dua ekor Sapi Gading dengan kepalanya ditanam satu di Pangkung Tanah, kemudian yang satu lagi disekitar jembatan baru melaya, selesai ditumbali ( Mecaru ) maka sejak itu hutan menjadi aman  dari mahluk gaib dan binatang buas.

Gambar Ilustrasi : Kondisi Hutan               

Setelah daerah rabasan benar- benar aman baru diadakan pembagian tanah yang akan dirabas antaraa lain :

  • Rombongan dari Jawa ( Orang-orang Pangkung Buluh ) merabas bagian Utara yang disebut Dusun Pangkung Tanah
  • Rombongan asal Banyubiru serta Tegal Badeng merabas daerah Selatan yang sekarang menjadi Dusun Melaya Krajan dan Dusun Pangkung Dedari.

Gambar Ilustrasi : Pembukaan Hutan               

Kemudian setelah  daerah aman diadakan upacara selamatan pertamakalinya sekaligus mencari nama Desa. Dalam musyawarah Pak Mangun Kerso urun rembug dikarenakan daerah ini sudah aman maka kalau disetujui oleh masyarakat, daerah ini di beri nama “ MULYO” yang berarti Aman, lama kelamaan nama  MULYO menjadi MELAYO dan pada akhirnya ditetapkan menjadi MELAYA, nama tersebut telah mendapat persetujuan masyarakat, dengan adanya nama yang telah disetujui mulailah dibentuk pimpinan yang istilahnya Kelian Banjar yang dijabat oleh PAK JOYO SENTONO, Dan pada waktu itu Desa Melaya masih dibawah Wilayah Desa Tukadaya dengan kepala Desa I NYOMAN KEWEH

Maka pada Tahun 1936 terbentuklah Desa Melaya secara resmi dengan Kepala Desa  pada saat itu PAK JOYO SENTONO, dan proses perkembangan Desa ini dibagi menjadi wilayah yang lebih kecil disebut Dusun/Banjar yang dipimpin oleh Kepala Dusun/Banjar, hingga sekarang Desa Melaya terdapat 10 (sepuluh) Dusun/Banjar dengan nama  sebagai berikut :

  1. Dusun/Banjar Klatakan.
  2. Dusun/Banjar Sumbersari.
  3. Dusun/Banjar Melaya Pantai.
  4. Dusun/Banjar Melaya Tengah Kelod.
  5. Dusun/Banjar Melaya Tengah Kaja.
  6. Dusun/Banjar Pangkung Tanah Kauh.
  7. Dusun/Banjar Pangkung Tanah Kangin.
  8. Dusun/Banjar Melaya Krajan.
  9. Dusun/Banjar Pasar.
  10. Dusun/Banjar Pangkung Dedari.


Gambar Ilustrasi : Mulai dari bidang pertanian               

Sedangkan nama-nama yang pernah menjabat sebagai Kepala Desa/Perbekel Desa Melaya sejak resminya menjadi Desa Dinas yaitu :

1. JOYO SENTONO 1936 – 1949
2. I NYOMAN KETA 1949 – 1950
3. WAYONO 1950 – 1953
4. JABAR 1953 – 1955
5. MISDHI SUPRAPTO 1955 – 1985
6. I MADE DJIWA 1985 – 1993
7. DRS I WAYAN SUDARMA 1993 – 2007
8. I MADE MARA 2007 – 2019
9. I NYOMAN WARSANA 2019 – Sekarang
              

Demikianlah sejarah singkat berdirinya Desa Melaya dengan berbagai peristiwa yang melatarbelakangi di sertai dengan pemimpin yang setiap waktu berbeda dan mengalami perubahan sesuai dengan perubahan jaman dan ketentuan-ketentuan yang berlaku .

Semoga hal ini menjadikan suatu pedoman kedepan pada generasi muda sebagai generasi penerus Pemerintah Desa dan Bangsa dan memahami potensi Desa dan memakmurkan serta mensejahterakan masyarakat untuk membangun Desa secara Fisik maupun Non Fisik dalam berbagai bidang

Pengaduan Online
Aparatur Desa
Perbekel

I Nyoman Warsana

Sinergi Program

CONTACT

Jalan Jaya Sakti

No. Telp 081236364473

EXTERNAL LINK